Was Born 07 Oktober 1992 di Kupang - Nusa Tenggara Timur. Sempat Nyasar sekolah di SDK Sang Timur Curahjati, SMPN 1 Purwoharjo, dan SMAN 1 Purwoharjo - Banyuwangi. Sekarang sedang getol-getolnya nyelesaiin kuliah D3 di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Sabtu, 29 Desember 2012
Rabu, 26 Desember 2012
Senin, 24 Desember 2012
kenapa para muslimah dianjurkan dan diwajibkan memakai jilbab
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”(Q.S. Al-Ahzab: 59)
Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah Dan Rasul
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya):“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Termasuk dalam pengertian taat dalam ayat Qur’an diatas adalah taatnya seorang wanita dalam menutup aurat dan cara berpakaian mereka. Ayat tersebut menjelaskan bagi yang tidak taat mereka adalah sesat dengan kesesatan yang nyata.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yanga artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.
Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”(Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri dari perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.
Hijab Itu Kesucian
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
Hijab Itu Pelindung
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain (yang artinya): “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
Hijab Itu Taqwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman(yang artinya): “Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)
Hijab Itu Iman
Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman (yang artinya):“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31).
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah radhiyallahu anha dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain (yang artinya):“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain (yang artinya): “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
Hijab Itu Perasaan Cemburu
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus Terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling kuat.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Jangan Berhias Terlalu Berlebihan(Tabarruj)
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.
Kami Dengar Dan Kami Taat
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan. Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya:“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang lain (yang artinya): “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.”(Q.S. An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
Sumber :
Dikutip dari Kitab “Al Hijab” Departemen Agama Arab Saudi
Penebit: Darul Qosim P.O. Box 6373 Riyadh 11442
Minggu, 23 Desember 2012
perbedaan ta'aruf dan pacaran
Ta’aruf diartikan sebagai perkenalan. Namun dalam praktek sehari-hari ada yang menggunakan kata taaruf sebagai suatu proses sebelum ikhwan dan akhwat menjalani pernikahan. Dalam taaruf, mereka saling mengenalkan keadaan diri masing-masing, bila cocok bisa dilanjutkan ke proses khitbah dan bila tidak maka proses akan dihentikan. Mungkin seperti itu secara sederhananya, walaupun pada prakteknya bisa begitu rumit dan kompleks.
Pacaran adalah suatu hubungan dekat yang dibuat oleh 2 orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Biasanya pacaran dilakukan karena adanya rasa saling suka. Dalam pacaran kadang disertai aktivitas yang terlalu intim dan dilarang agama, namun ada juga yang masih bisa menjaga dirinya masing2. Dalam hubungan pacaran, bisa jadi ada rencana pernikahan, namun kebanyakan belum memikirkan ke arah pernikahan. Dan bagi yang memikirkan pernikahan pun ada yang mau nikah dalam waktu dekat dan ada yang masih lama rencana nikahnya. Namun, persepsi umum dari pacaran adalah aktivitas intim (kedekatan) yang dilakukan 2 orang yang masih belum resmi menjadi suamu istri. Kedekatan itu bisa kedekatan secara fisik dan bisa jadi kedekatan komunikasi.
Pacaran adalah suatu hubungan dekat yang dibuat oleh 2 orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Biasanya pacaran dilakukan karena adanya rasa saling suka. Dalam pacaran kadang disertai aktivitas yang terlalu intim dan dilarang agama, namun ada juga yang masih bisa menjaga dirinya masing2. Dalam hubungan pacaran, bisa jadi ada rencana pernikahan, namun kebanyakan belum memikirkan ke arah pernikahan. Dan bagi yang memikirkan pernikahan pun ada yang mau nikah dalam waktu dekat dan ada yang masih lama rencana nikahnya. Namun, persepsi umum dari pacaran adalah aktivitas intim (kedekatan) yang dilakukan 2 orang yang masih belum resmi menjadi suamu istri. Kedekatan itu bisa kedekatan secara fisik dan bisa jadi kedekatan komunikasi.
Banyak orang-orang yang berniat ta’aruf namun dalam prakteknya mereka berbuat aktivitas seperti layaknya orang pacaran. Sehingga niat menikah pun menjadi tertunda gara-gara mereka sudah merasa dekat, dan mereka puas dengan kedekatan itu sehingga tidak jadi memikirkan ke arah pernikahan.
Adapun perbedaan pacaran dengan ta’aruf yaitu:
1. Tujuan
- taaruf : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat.
1. Tujuan
- taaruf : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat.
2. Kapan dimulai
- ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau yang lebih parah saat taruhan dengan teman.
- ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau yang lebih parah saat taruhan dengan teman.
3. Pertemuan
- ta’aruf : pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa, dirumah sang calon, atau ditempat pertemuan lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Dan frekunsi pertemuannya, lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.
- ta’aruf : pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa, dirumah sang calon, atau ditempat pertemuan lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Dan frekunsi pertemuannya, lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dgn wanita kecuali bersama mahram.”
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dgn wanita kecuali bersama mahram.”
Hal itu krn tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga sebagaimana dlm hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk jangan sekali-kali dia berkhalwat dgn seorang wanita tanpa disertai mahram krn setan akan menyertai keduanya.”
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk jangan sekali-kali dia berkhalwat dgn seorang wanita tanpa disertai mahram krn setan akan menyertai keduanya.”
Selama pertemuan pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan, kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.
Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Adapun cara yang lebih syar’i untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.
Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalah hubungan asmara yang mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah.
Adapun cara yang lebih syar’i untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.
- pacaran : pertemuan yang dilakukan hanya berdua saja, pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa. Pertemuannya di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik dll. Frekuensi pertemuan lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. Adapun yang dibicarakan cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.
4. Lamanya
- ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa sehari, seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.
- ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa sehari, seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.
5. Saat tidak ada kecocokan saat proses
- ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan harus cara yang baik dan menyebut alasannya.
- pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.
- ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan harus cara yang baik dan menyebut alasannya.
- pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup.
6)} Kira-kira hal apa saja yang perlu diketahui atau diperhatikan dari pasangan ta’aruf agar merasa tidak tertipu?
Adapun yang perlu kita ketahui dari pasangan ta’aruf kita (diambil dari http://www.eramuslim.com) yaitu:
Pertama, kenalilah calon pasangan anda. Apakah ia seorang yang memiliki komitmen terhadap agamanya? Apakah ia konsisten menjalankannya? Apakah ia selalu memperdalam pengetahuan agamanya? Apakah ia siap berubah sesuai arahan NabiNya (Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam)?
Pertama, kenalilah calon pasangan anda. Apakah ia seorang yang memiliki komitmen terhadap agamanya? Apakah ia konsisten menjalankannya? Apakah ia selalu memperdalam pengetahuan agamanya? Apakah ia siap berubah sesuai arahan NabiNya (Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam)?
Kedua, amati bagaimana caranya mengatasi masalah hidup. Apakah ia mencari arahan dari Al Qur’an atau Sunnah Nabi ? Apakah ia cukup sabar dan tidak mengeluh dan menyalahkan nasib?
Ketiga, kenali bagaimana calon anda dalam menghadapi saat-saat senang atau gembira? Apakah ia mudah bersyukur? Apakah dalam bergembira ia tidak berlebihan?
Keempat, bagaimana caranya berinteraksi dengan anda dan orang lain? Apakah mudah berkomunikasi atau sulit? Apakah sering mengumbar janji muluk dan kata pujian? Dalam berbicara apakah siap bermusyawarah atau lebih suka menang sendiri? Apakah ia mudah menghargai orang lain?
Kelima, tentang sikap dan pandangannya tentang diri sendiri? Apakah ia terlalu percaya diri? Ataukah percaya diri secara proporsional dan berdasar? Apakah ia minder dan mudah putus asa?
Keenam, tentang sikap terhadap ilmu, apakah berwawasan luas dan mau belajar ataukah lebih suka membatasi minat dan perhatiannya terhadap hal-hal yang sempit?
Ketujuh, bagaimana sikapnya terhadap atasan dan bawahan dirinya? Apakah ia terlalu takut pada atasan? Apakah ia sewenang-wenang terhadap bawahan?
Kedelapan, kenalilah selera-seleranya, apakah ada yang sangat bertentangan dengan anda sendiri? Apakah tidak bisa saling memahami perbedaan selera ini?
Kesembilan, kenali keluarganya. Apakah ada hal-hal yang perlu menjadi catatan seperti apakah calon mertua sangat dominan terhadap anaknya ataukah biasa-biasa saja?
Mungkin masih banyak contoh-contoh pertanyaan dan pengamatan yang dapat diujikan kepada calon pasangan. Cari tahulah dengan berbagai cara, baik bertanya langsung, bertanya ke pada orang-orang dekatnya atau mengamati.
Sesudah mengumpulkan berbagai bahan ini, kemudian diskusikanlah dengannya beberapa hal berikut:
1. Bagaimana atau dari mana akan mengambil sumber hukum dalam kebijakan rumahtangga? Darimana sumber hukumnya dan bagaimana proses penetapan keputusannya?
2. Bagaimana cara menghadapi perbedaan pendapat dan ke mana mencari penengah?
Diskusikan juga berbagai hal kecil namun mungkin penting, misal akan tinggal di mana kelak? Dari mana sumber penghasilan keluarga? Apakah ada diantara anda berdua yang masih ingin melanjutkan sekolah? Apakah istri kelak akan bekerja? Bagaimana mengasuh anak? Dan masih banyak lagi, namun pilihlah yang bagi anda lebih penting.
Jika ha-hal ini sudah dibicarakan dan ternyata tak ada masalah atau perbedaan pendapat yang terlalu tajam antara anda berdua, barulah dapat dikatakan Insya Allah anda berdua cocok. Wallahua’lam .
7)} Bagaimana Bila Ta’aruf Gagal?
Karena ta’aruf adalah sarana pertama menuju pernikahan, maka adakalanya ia berhasil lalu berlanjut ke khitbah dan akad nikah, ada kalanya pula ia tidak berlanjut ke pernikahan. Bagaimana bila ta’aruf gagal? Ada empat tips dalam buku Tak Kenal Maka Ta’aruf yaitu :
Pertama, Yakinilah bahwa ini yang terbaik dari Allah. Bukankah lebih baik ta’aruf tidak dilanjutkan daripada menikah tetapi tidak ada kecocokan lalu timbul perselisihan dan banyak permasalahan?
Kedua, tetaplah memperbaiki diri. Kembali kepada QS. An-Nur : 26 bahwa perempuan yang baik hanya untuk lelaki yang baik, demikian sebaliknya.
Ketiga, tak perlu malu dan trauma. Jangan takut untuk melakukan ta’aruf lagi.
Keempat, lakukan muhasabah dan evaluasi diri. Bisa jadi ta’aruf yang gagal membuat kita tersadar ada kelemahan yang harus diperbaiki. Dengan demikian kita menjadi lebih baik dan sempurna.
Pertama, Yakinilah bahwa ini yang terbaik dari Allah. Bukankah lebih baik ta’aruf tidak dilanjutkan daripada menikah tetapi tidak ada kecocokan lalu timbul perselisihan dan banyak permasalahan?
Kedua, tetaplah memperbaiki diri. Kembali kepada QS. An-Nur : 26 bahwa perempuan yang baik hanya untuk lelaki yang baik, demikian sebaliknya.
Ketiga, tak perlu malu dan trauma. Jangan takut untuk melakukan ta’aruf lagi.
Keempat, lakukan muhasabah dan evaluasi diri. Bisa jadi ta’aruf yang gagal membuat kita tersadar ada kelemahan yang harus diperbaiki. Dengan demikian kita menjadi lebih baik dan sempurna.
Senin, 17 Desember 2012
Perhitungan Tahun Masehi Keliru menurut Paus
Pemimpin umat Katolik Roma sedunia Paus Benediktus XVI menyampaikan pernyataan mengejutkan tentang kelahiran Yesus Kristus. Seperti dilansir laman Telegraph, Paus menyatakan bahwa perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Yesus lahir beberapa tahun lebih awal dari yang selama ini diyakini.
Menurut Paus, kalender Masehi yang digunakan untuk membuat perhitungan hari kelahiran Yesus itu tak tepat. Ia mengungkapkan bahwa kesalahan tersebut dilakukan oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus di abad ke-6. Demikian diungkapkan Paus melalui buku berjudul "Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives", yang diluncurkan Rabu (21/11/2011).
"Penghitungan awal kalender kami, yang didasarkan pada kelahiran Yesus, dibuat oleh Dionysius Exiguus. Yang ternyata telah membuat kesalahan dalam penghitungannya, di mana mengalami perbedaan sekitar beberapa tahun," tulis Paus dalam bukunya, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (22/11/2012).
"Tanggal kelahiran Yesus sebenarnya lebih cepat beberapa tahun," ujar Paus menambahkan.
Dionysius Exiguus atau 'Dennis the Small,' selama ini diberi gelar sebagai 'penemu' kalender modern dan konsep era Anno Domini atau yang dikenal sebagai AD. Tak hanya itu, ia juga dikenal telah menciptakan sistem baru untuk membagi jarak pada kalender saat itu. Yang masih berpatokan pada tahun saat dimulainya pendudukan Kekaisaran Roma, Diocletian.
Kekaisaran itulah yang menganiaya penganut Kristen, sehingga sistem penghitungannya diganti dengan sistem yang baru dengan didasarkan pada kelahiran Yesus. Kalender yang diciptakan Dionysius itulah yang kemudian diberlakukan secara luas di wilayah Eropa. Setelah diadopsi oleh seorang biarawan bernama Venerable Bede.
Meski demikian, bagaimana cara Dionysius menghitung kelahiran Yesus juga tidak jelas. Selain itu, isu soal salah penghitungan hari lahir Yesus sebenarnya bukanlah hal baru. Terutama di kalangan akademisi dunia. Karena sebelumnya banyak sejarawan yang meyakini, bahwa Yesus sebenarnya lahir antara 7 Masehi hingga 2 Masehi atau antara 6 Masehi sampai 4 Masehi.
Permasalahan itulah yang kembali diangkat oleh Paus melalui buku terbarunya. Kitab Injil sendiri tidak menyebutkan secara mendetil tanggal kelahiran Yesus. Dionysius diduga melakukan penghitungan berdasarkan usia Yesus memulai pelayanan, dan fakta ketika Yesus dibaptis saat masa Kekaisaran Tiberius.
"Tidak ada referensi tentang kapan Yesus lahir di dalam Alkitab, kita semua tahu Yesus lahir saat masa kepemimpinan Herodes, yang meninggal sebelum tahun 1 AD. Telah disimpulkan sejak lama bahwa Yesus lahir sebelum 1 AD, namun tak ada yang tahu pasti," ujar Profesor Penafsiran Kitab Suci pada Oriel College, Oxford University.
Dalam bukunya, Paus juga mengangkat soal kontroversi lainnya. Seperti soal lokasi kelahiran Yesus, yang selama ini diyakini di sebuah kandang ternak tradisional. Kemudian juga soal tempat kelahiran Yesus, yang diyakini lahir di Nazareth bukan di Bethlehem.
Menurut Paus, kalender Masehi yang digunakan untuk membuat perhitungan hari kelahiran Yesus itu tak tepat. Ia mengungkapkan bahwa kesalahan tersebut dilakukan oleh seorang biarawan bernama Dionysius Exiguus di abad ke-6. Demikian diungkapkan Paus melalui buku berjudul "Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives", yang diluncurkan Rabu (21/11/2011).
"Penghitungan awal kalender kami, yang didasarkan pada kelahiran Yesus, dibuat oleh Dionysius Exiguus. Yang ternyata telah membuat kesalahan dalam penghitungannya, di mana mengalami perbedaan sekitar beberapa tahun," tulis Paus dalam bukunya, seperti dilansir The Telegraph, Kamis (22/11/2012).
"Tanggal kelahiran Yesus sebenarnya lebih cepat beberapa tahun," ujar Paus menambahkan.
Dionysius Exiguus atau 'Dennis the Small,' selama ini diberi gelar sebagai 'penemu' kalender modern dan konsep era Anno Domini atau yang dikenal sebagai AD. Tak hanya itu, ia juga dikenal telah menciptakan sistem baru untuk membagi jarak pada kalender saat itu. Yang masih berpatokan pada tahun saat dimulainya pendudukan Kekaisaran Roma, Diocletian.
Kekaisaran itulah yang menganiaya penganut Kristen, sehingga sistem penghitungannya diganti dengan sistem yang baru dengan didasarkan pada kelahiran Yesus. Kalender yang diciptakan Dionysius itulah yang kemudian diberlakukan secara luas di wilayah Eropa. Setelah diadopsi oleh seorang biarawan bernama Venerable Bede.
Meski demikian, bagaimana cara Dionysius menghitung kelahiran Yesus juga tidak jelas. Selain itu, isu soal salah penghitungan hari lahir Yesus sebenarnya bukanlah hal baru. Terutama di kalangan akademisi dunia. Karena sebelumnya banyak sejarawan yang meyakini, bahwa Yesus sebenarnya lahir antara 7 Masehi hingga 2 Masehi atau antara 6 Masehi sampai 4 Masehi.
Permasalahan itulah yang kembali diangkat oleh Paus melalui buku terbarunya. Kitab Injil sendiri tidak menyebutkan secara mendetil tanggal kelahiran Yesus. Dionysius diduga melakukan penghitungan berdasarkan usia Yesus memulai pelayanan, dan fakta ketika Yesus dibaptis saat masa Kekaisaran Tiberius.
"Tidak ada referensi tentang kapan Yesus lahir di dalam Alkitab, kita semua tahu Yesus lahir saat masa kepemimpinan Herodes, yang meninggal sebelum tahun 1 AD. Telah disimpulkan sejak lama bahwa Yesus lahir sebelum 1 AD, namun tak ada yang tahu pasti," ujar Profesor Penafsiran Kitab Suci pada Oriel College, Oxford University.
Dalam bukunya, Paus juga mengangkat soal kontroversi lainnya. Seperti soal lokasi kelahiran Yesus, yang selama ini diyakini di sebuah kandang ternak tradisional. Kemudian juga soal tempat kelahiran Yesus, yang diyakini lahir di Nazareth bukan di Bethlehem.
Masuk Islam Setelah Mengetahui Ada Bakteri Dalam Air Liur Anjing
Seorang ilmuwan besar yg mendalami bidang bakteri berkunjung ke Mesir untuk menyekolahkan anaknya dan dia sendiri memperoleh pekerjaan dalam bidangnya tersebut. Pada suatu hari dia membaca buku hadist yg berhubungan dengan masalah kesehatan. Tiba-tiba dia tidak percaya ketika membaca hadist Nabi saw, “Jika seekor anjing menjilat perkakas rumah salah seorang diantara kalian, maka cucilah alat (tempat) itu tujuh kali, satu kali diantara yg tujuh itu dicampur dengan tanah..”
Sejenak dia berdiam menatap hadist itu. Dalam dirinya mulai timbul pertanyaan-pertanyaan yg menggoda : Perintah mencuci tujuh kali itu memang harus dilakukan, dan merupakan kewajiban, namun mengapa Nabi masih menyuruh membasuh tempat itu satu kalinya dengan tanah? Tidakkah dengan memakai air saja sudah cukup?
Pertanyaan itu begitu menggoda. Tanpa menunggu waktu lagi, segera dia mengambil sebuah perkakas rumah dan membiarkannya dijilati anjing. Dia lalu mencucinya dengan air tujuh kali. Meneliti dengan meneropongnya dibawah mikroskop, dan yg terlihat : Berjuta-juta bakteri masih melekat di tempat itu. Bebarti mencuci dengan air tidaklah cukup untuk menghilangkan bakteri atau kuman-kuman penyakit anjing yg melekat ditempat itu.
Sekarang dia mencoba sekali lagi, mencuci tempat itu dengan debu. Dan setelah diteliti, ternyata, kuman-kuman telah hilang seluruhnya.
Pertanyaan yg timbul dibenaknya sekarang : Siapa yg memberitahukan hal ini kepada Muhammad? Padahal poenemuan rahasia bakteri baru diketemukan oleh Pasteur (1822-1895). Bukankah jauh sekali jarak antara Muhammad dengan Pasteur? Berarti penemuan Pasteur hanyalah mengulang penemuan lama, dimana Muhammad telah mengetahui bahwa bakteri atau kuman penyakit itu ada pada anjing dan dapat dihilangkan hanya dengan mempergunakan debu dan dibasuh dengan air enam kali. Siapa yg memberitahukan hakekat ilmiah ini kepada Muhammad? Tidak lain, Dialah ALLAH!!! ALLAH yg benar-benar menunjuk Muhammad saw sebagai utusan-NYA. Akhirnya ilmuwan itu masuk Islam bersama puterinya yg ikut di Kairo itu. (Bagaimana Aku Melihat ALLAH, 1982)
Mukzizat jarak antara 2 surga
Sudah banyak Mukzijat Rasullullah SAW yang telah di buktikan dengan teknologi zaman sekarang. Dan ini adalah salah satunya yaitu JARAK ANTARA DUA PINTU SURGA. Padahal ini adalah perkataan dari seorang yang tidak mengenal baca tulis sebelumnya. Subhanallah. Berita JARAK ANTARA DUA PINTU SURGA ini telah shahih dari hadits Abu Hurairah radhiallahu'anhu bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَا بَيْنَ الْمِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الْجَنَّةِ لَكَمَا بَيْ...نَ مَكَّةَ وَهَجَرٍ أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى “Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya! Sungguh jarak antara dua pintu (yang ada daun pintunya) dari pintu-pintu surga seperti antara Makkah dengan Hajar, atau seperti antara Makkah dengan Bushra.” (HR. Muslim no. 287)
Apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam 14 abad yang lalu, ketika menggambarkan LUASNYA PINTU SURGA. Luasnya sama seperti jarak antara Makkah dan Hajar atau sama dengan jarak antara Makkah dan Bushra [Jarak Makkah-Hajar = Jarak Makkah-Bushra]. Kini pembuktian jarak yang telah di sebutkan di atas, dapat di hitung dengan menggunakan SATELIT pada masa kini. Hari ini Google Earth membuktikannya, bahwa benar jarak Makkah-Hajar tepat sama dengan jarak Makkah-Bushra, persis keduanya memiliki jarak yang sama 1.272 km. Subhanallah...!!! satu lagi mukjizat sabda Nabi Muhammad SAW, yang telah dibuktikan dengan teknologi hari ini.
Menjaga Perasaan Pasangan
membenamkan diri dalam belenggu ketidakpastian yang membuat realita hidup tak berarah.
Jaga hubungan baik dengan ahli keluarga si dia jangan sampai menimbulkan masalah dan imej yang negatif. Jika ada masalah akan selesaikan secara kekeluargaan bersama pasangan anda.Pernikahan tidak hanya penyatuan seorang lelaki dengan perempuan, tetapi juga menyatukan kedua-dua keluarga.
Fuh!! Cinta : 7 Tips Menjaga Hati Pasangan | Dalam perhubungan Kedua-dua belah pihak perlu tahu cara dan adab untuk menjaga hati pasangan supaya perhubungan anda akan terus kekal hingga ke akhir hayat. Sekiranya tidak di jaga dari awal Sudah pasti perhubungan anda dan pasangan sekadar hubungan sementara.
1. Kenali Pasangan Anda
Anda perlu selidik dan mengenal pasti pasangan anda tentang perkara-perkara yang dia suka dan tidak suka. Yang paling penting, anda perlu tahu menggunakan kelebihan dan kelemahan pasangan anda itu sebagai panduan kepada diri anda untuk menjaga hati dan perasaan pasangan masing-masing.
2. Hubungan Keluarga Yang Baik
Jaga hubungan baik dengan ahli keluarga si dia jangan sampai menimbulkan masalah dan imej yang negatif. Jika ada masalah akan selesaikan secara kekeluargaan bersama pasangan anda.Pernikahan tidak hanya penyatuan seorang lelaki dengan perempuan, tetapi juga menyatukan kedua-dua keluarga.3. Bertimbang Rasa Antara Satu Sama Lain
Disebabkan kedua-dua belah pihak kekurangan nilai-nilai murni inilah yg menyebabkan perkara-perkara seperti “awak2, saya rse, kita berdua ni x serasi lah!” atau “oppa, kita break up jer lah!”. Tentu anda semua tak mahu perkara seperti itu berlaku terhadap diri anda setelah banyak masa dan duit telah dilaburkan kpd pasangan anda. So, kita perlu lah sekali sekala mengalah dengan pasangan kita. Perselisihan faham merupakan perkara biasa yg akan sering kita tempuhi sepanjang kita bergelar sbg manusia.
4. Sentiasa Perihatin Terhadap Pasangan
Jika anda ingin mengasihi dan dikasihi pasangan anda, rajin-rajinkan lah diri anda untuk mengambil berat terhadap pasangan anda. Kebiasaannya, perkara yg kita perlu prihatin terhadap pasangan kita ialah kesihatan, makan & minum, perasaan serta apa yg difikirkan oleh mereka. Walaupun ia kelihatan seperti tidak bermakna, tetapi ia penting supaya pasangan kita tahu bahawa kita prihatin dan mengambil berat terhadap mereka.
5. Elakkan Topik Yang Sensitif Atau Tidak Menyenangkan
Semasa berborak, saya nasihatkan supaya anda mengelakkan topik-topik yg bleh menyinggung perasaan pasangan anda seperti perkara-perkara yg bleh membuat mereka rasa malu atau segan terutamanya di hadapan rakan-rakan atau khalayak ramai. Tentu anda pun tahu bahawa ‘maruah’ merupakan satu perkara yang penting bagi setiap individu. So, kita perlu lah menjaga maruah kita sendiri serta maruah pasangan kita. Tentu kita tidak mahu perspektif org lain terhadap pasangan kita terlalu ‘low profile’ atau perkara yg buruk. Saya yakin tentu anda semua ingin org lain terutamanya rakan-rakan anda beranggapan bahawa anda memiliki pasangan yg perfect. So, banyakkan memuji pasangan anda serta berborak mengenai topik yg lebih mengembirakan.
6. Jujur Dan Menjadi Diri Sendiri
Jadi sebagai diri sendiri dan tidak meniru adegan novel, filem, dan sebagainya. Tanpa berpura-pura menjadi seseorang yang sempurna, kita akan merasa tidak lepas tanpa beban dalam menjalani hubungan cinta anda.
Jangan membohongi kekasih anda dan katakan apa adanya sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sekali berbohong maka anda perlu berbohong lagi untuk menutupinya. Jika telah berkahwin nanti akan lebih indah jika saling jujur tanpa ada dusta di antara anda dengan dia.
7. Lakukan Hal-Hal Yang Menyenangkan
Sesuatu yang membuat anda berdua senang tidaklah harus yang berharga mahal. Mungkin dengan belanja bersama ke pusat membeli-belah, jalan-jalan naik motor berdua atau duduk berdua di bangku taman yang percuma dapat menyenangkan kedua-dua belah pihak. Nikmatilah masa-masa pacaran anda yang indah agar tidak menyesal nantinya ketika berkahwin.
Langganan:
Komentar (Atom)


